![]() |
Dewi Syalvita Ningrum, A.Md, Narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas, |
PojokKata.com- Kasus kekerasan pada perempuan dan anak semakin meningkat di Kabupaten Sambas.
Tercatat oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas, dari bulan januari hingga juni 2020 Kabupaten Sambas mendapati 34 kasus kekerasan pada perempuan dan anak, dan yang paling banyak adalah kasus seksual.
Hal ini disampaikan Dewi Syalvita Ningrum, A.Md, selaku Petugas di Dinas Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Sambas, Jumat (30/10) pada Webinar dan dialog aktif bersama mahasiswi dan pemudi kabupaten sambas, yang digelar BEM Politeknik Negeri Sambas (Poltesa).
Dijelaskan dia, pelaku dari kekerasan tersebut biasanya adalah orang terdekat seperti orang tua kandung, orang tua tiri, kakek, paman, maupun pacar.
“Penyebab dari kasus kekerasan tersebut, lebih dominan karena kondisi psikis dari pelaku. Kurangnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua juga menjadi penyebab dari kasus kekerasan pada anak dan perempuan,” paparnya.
Bahkan terdapat kasus keluarga yang mengetahui bejatnya pelaku, namun hanya di diamkan saja tanpa pelaporan pada pihak berwajib.
“Tentunya pemerintah daerah tidak hanya berdiam diri. Program-program pemerintah yang telah dikiatkan seperti sosialisasi ke desa-desa, dan memprioritaskan pada area-area yang mempunyai kasus yang tinggi,” jelasnya.
Apabila mendapatkan laporan kasus, pemerintah terjun langsung ke tempat korban dan memberikan bantuan kepada korban.
“Perempuan dan anak sering dianggap makhluk yang lemah bagi sebagian orang, sehingga menjadi sasaran empuk untuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tentunya sudah menjadi tugas kita bersama untuk melindungi marwahnya perempuan,” urainya.
“Harapan saya perempuan di Kabupaten Sambas ini menjadi perempuan tangguh, tidak lemah, kreatif, perempuan yang menjadi pemimpin namun tetap sesuai dengan kodratnya, mereka diluar bisa menjadi pemimpin, namun di dalam rumah tetap menjadi ibu rumah tangga,” pungkasnya.