Pojokkatanews.com- Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Sambas menggelar Seminar Wakaf dengan tema Peluang dan Tantangan Wakaf Produktif di Kabupaten Sambas di Aula Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sambas, Rabu (19/01/2022)
Dr H. Sumar’in, MSi selaku ketua BWI mengatakan tujuan diadakannya seminar wakaf adalah memberikan edukasi tentang bagaimana memanfaatkan harta wakaf yang bisa menguntungkan
“Melaksanakan seminar wakaf dalam rangka upaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait wakaf produktif, ini adalah bagaimana pemanfaatan harta-harta wakaf itu tidak hanya sekedar penggunaan yang konvensional tapi memang bisa menghasilkan dan mendapatkan keuntungan dari pengelola lan harta tersebut,” katanya.
Sumar’in juga menjelaskan bagaimana tanah tidak hanya digunakan sebagai bangunan masjid dan sekolah tetapi bagaimana di sekitar bangunan ditanami sayuran dan tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan pendapatan.
“Nazhir adalah pihak yang mendapatkan amanah dari pewakif yang sedapat mungkin pewakif itu bisa ditunjuk oleh tokoh agama atau pemerintah desa, selanjutnya mendapatkan perpanjangan SK dari BWI,” paparnya.
Dengan diadakannya seminar ini diharapkan bisa memberikan pemahaman peran nazhir secara maksimal karena bagaimana pun nazhir adalah orang yang menerima amanah yang sedapat mungkin mampu mengelola harta wakaf supaya bisa berdaya dan bermanfaat
Wakaf merupakan bagian dari ibadah tetapi juga memiliki tantangan agar sesuai dengan prosedur
“Wakaf di Kabupaten Sambas begitu banyak dan sudah menjadi bagian ibadah masyarakat tetapi yang menjadi tantangan kita pada hari ini wakaf belum terlalu diformalkan. Misalnya masih sedikit masyarakat yang belum mendaftarkan wakaf mereka kepada Akta Ikrar Wakaf (AIW) secara ikrar wakaf di depan pejabat pembuat akta ikrar wakaf. Sehingga banyak harta-harta wakaf belum mendapatkan sertifikat wakaf,” ucapnya
Sumar’in menegaskan kekhawatiran menghadapi tantangan wakaf produktif
“Inilah yang menjadi tantangan kita bersama karena khawatir hanya sekedar diwakafkan tanpa ada keterangan yang jelas dari AIW nanti dikemudian hari akan menjadi masalah. Ini yang menjadi kekhawatiran kita” tegas Ketua BWI
Sumar’in juga menjelaskan cara pemberdayaan wakaf harus dilakukan secara terarah mulai dari manajemen yang profesional, pelaporan yang jelas dan akuntabel
“Pemberdayaan wakaf produktif di Indonesia sedapat mungkin dilakukan berbasis manajemen yang profesional, pelaporan yang jelas, akuntabel, dan yang paling penting adalah mengambil usaha atau aktivitas dari kegiatan yang benar-benar menguntungkan. Menguntungkan dalam artian bahwa jangan sampai harta wakaf itu terbiar tidak dimanfaatkan harus dikelola dari usaha-usaha yang dapat memberikan timbal balik kepada pengelolanya salah satunya ialah nazhir,” katanya
Ia juga berharap wakaf produktif dikelola dengan sebaik-baiknya dan menguntungkan untuk kemaslahatan umat
Harapannya pemberdayaan wakaf produktif ini bagaimana melakukan pendampingan, edukasi, mengelola harta wakaf itu benar-benar menjadi harta yang menguntungkan nazhir dan bagi umat itu tersendiri.” tutupnya
Hal itu juga ditanggapi oleh salah satu peserta Wahyudi Wibowo Sari, akan membantu menyiarkan edukasi pentingnya wakaf produktif
“Seminar yang di selenggarakan oleh BWI tentang peluang dan tantangan Wakaf Produktif di Kabupaten Sambas. Memberikan kan gambaran tentang konsep Ekonomi Islam bagi pertumbuhan dan gerakan perkonomian khususnya di Kabupaten Sambas. Kami sebagai mahasiswa IAIS khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam akan membantu mengedukasikan pentingnya Wakaf dan Peluang dari Wakaf Produktif untuk perekonomian di Kabupaten Sambas” katanya
Peluang wakaf produktif apabila dijalankan dengan baik maka akan membangun sektor perekonomian, nazhir sebagai pengelola juga akan terbedayakan. Apalagi selama ini pengelolaan harta wakaf masih belum produktif sehingga kurang maksimal dalam pemanfaatan untuk umat.
Menyadari bahwa pentingnya wakaf produktif ini Wahyudi mengatakan mahasiswa juga harus berperan penting dalam mengedukasi masyarakat
“Saya menyadari BWI tidak bisa bekerja sendiri dalam mengedukasi penting nya Wakaf Produktif, sehingga mahasiswa juga akan berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat. Apabila masyarakat banyak yang sudah sadar akan pentingnya ber-Wakaf maka akan dapat mengurangi kemiskinan,” ucapnya (Nik)