You are currently viewing Santri TPQ Nurul Iman Menurun, Gadjet Pengaruhi Anak Malas Belajar Agama
TPQ merupakan wadah untuk membentuk karakter anak yang cinta Qur'an dan masjid sehingga bisa menyelamatkan generasi muda dari dampak buruknya perkembangan teknologi, serta dapat memberi pemahaman pentingnya belajar ilmu agama, sebagai wadah taman bermain anak-anak diluar jam sekolah, menyonsong masa depan yang agamis," Katanya. Senin (24/1/2022)

Santri TPQ Nurul Iman Menurun, Gadjet Pengaruhi Anak Malas Belajar Agama

Pojokkatanews.com-Santri Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Nurul Iman Dusun Sebindang, Desa Makrampai kecamatan Tebas mulai berkurang. Hal ini dikarenakan anak-anak dipengaruhi gadjet sehingga minat belajar anak mulai menurun.

Pengurus TPQ Nurul Iman Muhammad Jira mengatakan kemajuan teknologi memberikan dampak yang tidak baik kepada anak-anak, sehingga membuat minat belajar anak menjadi turun. TPQ kata Jira sangat penting untuk membentuk kepribadian anak-anak masa kini.

“TPQ merupakan wadah untuk membentuk karakter anak yang cinta Qur’an dan masjid sehingga bisa menyelamatkan generasi muda dari dampak buruknya perkembangan teknologi, serta dapat  memberi pemahaman pentingnya belajar ilmu agama, sebagai wadah taman bermain anak-anak diluar jam sekolah, menyonsong masa depan yang agamis,” Katanya. Senin (24/1/2022)

Dirinya menambahkan wadah TPQ secara judul bisa dikatakan sama dengan pelajaran sekolah, tapi kalau secara materi hal tersebut sangat berbeda.

“Perbedaan dasarnya sih di TPQ itu lebih ke pelajaran basis agama semacam akidah, akhlak, bahasa arab, qur’an hadist, hingga sejarah kebudayaan islam,” Lanjutnya.

Dahulu santrinya ungkap Lira sangat banyak, namun semakin kearah sini malah semakin sedikit, kemungkinan terbesar ini diakibatkan penggunaan gadged oleh anak dibawah umur.

“Paling ramai murid TPQ Nurul Iman mencapai 100 an namun saat ini sangat turun, kurang lebih 20 an anak,” Ujarnya.

Santri TPQ Nurul Iman Menurun, Gadjet Pengaruhi Anak Malas Belajar Agama

 

“Penyebab lain adalah kondisi pendemi covid-19, akibat dari libur berkepanjangan membuat santri lupa akan TPQ, karena anak-sekarang juga terlalu banyak bermain game online sehingga malas untuk datang ke kehiatan TPQ,” jelasnya.

Jira menyebut santrinya pernah beberapa kali mewakili kecamatan untuk mengikuti lomba Daerah.

“Pernah beberapa santri kami lolos mewakili Kecamatan Tebas untuk mengikuti lomba fasi tingkat kabupaten,” Ujarnya.

Masyarakat sekitar jelas Lira sangat mendukung kegiatan TPQ baik dari segi moril dan materil, dukungan masyarakat itulah yang membuat TPQ ini bertahan hingga 3 tahun ini, selain itu TPQ juga dapat mempererat tali silaturahmi masyarakat.

“Respon masyarakat sekitar sangat positif, hal itu bisa diliat dari support masyarakat dalam finansial atau moril, biasanya kami tiap hari besar islam mengadakan acara, nah biasanya mendapat sumbangan dari warga bahkan banyak juak yang sponsor untuk mengadakan kegiatan,” katanya.

“Secara dukungan morilnya, setiap mengadakan acara, warga mau ikut berpartisipasi untuk datang bahkan biasanya ikut membantu persiapan kegiatan,” Tambanya.

Pengurus TPQ Nurul Iman sambung Lira bekerja secara suka rela, tanpa menuntut apapun kepada pemerintah maupun orang tua santri.

“Kami sebagai pengurus tidak digaji oleh pihak manapun, benar-benar untuk mengembangkan pemikiran anak-anak agar tidak kearah yang negatif,” jelasnya.

Jira berharap agar TPQ dijadikan sebagai agenda dari desa agar terciptanya generasi dari desa yang sudah mengenal dasar-dasar keagamaan.

“Semoga kedepannya TPQ lebih berkembang mulai dari santri semakin ramai, fasilitasnya lebih lengkap, Pemdesnya lebih memberi perhatian, tentu donatur yang semakin banyak,” Tutupnya. (Yud)

Tinggalkan Balasan