pojokkatanews.com – Aulia Rahma seorang mahasiswi yang tewas terseret arus saat mandi di Sungai Bagak Sahwa, Kelurahan Bagak, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang akhirnya dimakamkan oleh pihak keluarga di sambas.
Aulia Rahma merupakan salah satu mahasiswi program studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura Pontianak, Aulia merupakan Komplek Perum Mutiara indah desa lumbang kecamatan sambas.
Keberadaan almarum disingkawang yaki sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Bagak, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang
Ayah dari almarhumah Aulia, Kamil saat diwawancarai sudah pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT atas kepergian anak tercintanya.
“Bagi saya karena ini merupakan takdir yang ditulis oleh Allah. Teman-temannya juga mengatakan bahwa sudah sering mandi di situ (Sungai bagak sahwa) selama KKN. Kemarin kan hujan lebat lalu tiba-tiba arus deras dan teman-temannya pun sudah berusaha menyelamatkan tapi karena arus sungai deras Aulia terlepas,” ucapnya. Selasa (1/2/2022)
“Aulia pernah bilang kepada saya saat memasuki masa KKN dalam bercandanya ingin melanjutkan kuliah S2,” sambungnya.
“Tanggal 23 terakhir ketemu beliau karena dia sedang ada kegiatan rekreasi bersama Lurah di Pantai Kura-kura Beach. Kalau bersama Ibunya terakhir 4 hari yang lalu. Waktu KKN nya tinggal 4 hari lagi, sudah menyusun dan akan seminar proposal yang sudah di Acc oleh Dosen Pembimbing,” tutupnya.
Ketua Kelompok 5 KKN Untan Wari, menceritakan bahwa pada awalnya Aulia dan tiga orang temannya merencanakan akan mandi di Sungai Bagak Sahwa.
“Sekitar pukul 12 siang ada teman Aulia tiga orang perempuan dari kelompok lain datang ke posko kami main, rencananya mau mandi. Saya di situ sebagai ketua kelompok tidak mengetahui bahwa mereka akan mandi di situ (sungai bagak sahwa), tetapi sebelumnya sungai itu memang tempat mandi sehari-hari.
Saya bersama tiga teman yang laki-laki yang lain menyusul ke sana (sungai) sekitar pukul 2 siang,” ucapnya
Wari menceritakan kronologis kejadian saat bermula hujan datang dan proses menyelamatkan Aulia
“Kami mandi sekitar 1 jam setengah, tiba-tiba hujan turun.
Karena kami orang baru dan jarang mandi di situ, tiba-tiba air dengan deras datang. Saya secara refleks langsung menyelamatkan dua orang teman, saya pegang tangannya saya bawa ke pinggir sungai.
Yang hanyut terbawa arus sungai empat orang, satu orang pertama selamat langsung ke pinggir, tiga orang lainnya terseret arus satu orang laki-laki dan dua orang perempuan termasuk Aulia.
Lalu tiga orang ini saya kejar, lari turun ke bawah karena di sana perbukitan setelah sampai di bawah saya teriak teriak kepada warga minta tolong bahwa ada teman saya terseret arus sungai,” ucapnya
Wari langsung berlari dan menunggu di jembatan. Saat warga ada bilang melihat Aulia Wari langsung terjun ke sungai dan berusaha menangkap Aulia
“Saya mengejar lebih cepat dari air dan saya menunggu di jembatan, pada saat saya di jembatan warga sudah keluar dan salah satu warga ada bilang bahwa melihat Aulia, saya refleks langsung turun ke bawah terjun menangkap Aulia. Saya tangkap seperti menggendong dan saya sempat berguling-guling di air. Tiba-tiba ada bambu yang melintang jadi saya pegang bambu tersebut sambil memegang Aulia yang mana keadaan Aulia bibirnya sudah biru, luka-luka di kepala dan mungkin dia terbentur karena pingsan,” tuturnya
Pada saat kejadian Wari beberapa kali berusaha menangkap Aulia tapi beberapa kali juga terlepas
“Pada saat itu saya sudah tidak mampu lagi karena tekanan air naik kuat terus dada saya juga tertekan ke bambu, tangan kiri aaya sudah lepas dari bambu, lalu saya berpegang kepada bambu lagi sedangkan Aulia masih saya pegang di tangan kanan terus tangan kiri saya terlepas lagi dari bambu, saya terseret arus sebentar lalu Aulia nya terlepas tiba-tiba ada bambu lain lagi langsung saya berpegang kepada bambu,” ujarnya
Titik permandian dari rumah warga kata Wari jaraknya sekitar 200 sampai 300 meter.
“Bertahan menyelamatkan Aulia sekitar 2 menitan karena saya sudah tidak mampu lagi, minta bantuan kepada warga minta tali, lalu tali di lempar tidak sampai terus pada saat lemparan kedua saya sudah terlepas sama Aulia dan sudah jauh lalu saya naik tersungkur tidak bisa berbuat apapun,” ungkapnya.
Saat itu warga memberikan saran kepada Wari untuk menunggu tim SAR yang mencari dan warga menyuruh istirahat.
“Pada saat saya naik, Aulia sudah tidak terlihat lagi karena jarak rumah warga dari sungai itu tingginya sekitar 5 meter, sungainya jauh ke bawah. Waktu Aulia terlepas dengan saya sampai ia ditemukan sekitar 15 menitan,” ungkpanya.
Wari menuturkan bahwa sosok Almarhumah itu pendiam jika tidak diajak bicara duluan
“Sosok Aulia yang saya kenal itu pada awalnya memang pendiam, kalau kita semakin akrab dengan beliau dia yang suka mengajak ngobrol. Kalau dia yang mau memulai obrolan itu mungkin sedikit susah lebih ke menunggu terlebih dahulu baru diajak ngobrol, Di Posko kami tinggal di kontrakan dengan jumlah anggota kelompok bersama Almarhumah 16 orang, sekarang tinggal 15 orang,” tutupnya (nik)