You are currently viewing Eksistensi Tenun Sambas Lawan Pandemi.

Eksistensi Tenun Sambas Lawan Pandemi.

Pojokkatanews.com– Pandemi Covid-19 telah memporak porandakan berbagai sektor, tak hanya merenggut jiwa, namun juga melandaikan perekonomian manusia. Banyak yang terpaksa menganggur, di PHK bahkan menjadi tunawisma.

Kondisi ini mampu dilewati oleh sektor usaha kecil yang dijalankan oleh para wanita di Desa Sumber Harapan, Kecamatan sambas, Kabupaten Sambas. Mereka yang tergabung dalam koperasi Sentra IKM Tenun Sambas ini tetap eksis meski diterjang pandemic.

Saat disambangi, Ketua Koperasi IKM Tenun Sambas Nurlela dan Sekretarisnya Mutia berada di Rumah Setra IKM Tenun bercerita mengenai produk Koperasi yang dikelolanya tersebut, yakni kain tenun sambas. Senin (31/1/2022)

“Biasanya untuk tenun yang diminati tergantung daerah masing-masing, untuk Sambas sendiri jenisnya polister papa mama satu set, sedangkan untuk di luar jenisnya itu katun, biasanya daerah Jiran Malaysia polister juga namun berupa kain sabuk,”katanya.

Dalam sebulan kata Nurlela, hampir 100 kain bahkan lebih pesanan yang mesti dikerjakan oleh anggota koperasi tersebut. Jumlah ini tak jauh berubah meskipun di masa pandemi, pasalnya mereka juga memeenuhi permintaan dari negara tetangga Malaysia

“Untuk pesanan dalam perbulan juga tidak menentu, terkadang kami juga saling berbagi sesama anggota jika ada pesanan yang banyak terkadang mencapai 100 pesanan dari luar,” katanya.

Banyak jenis dan tipe hasil tenun yang dikelola oleh Koperasi Sentra IKM Tenun Sambas, dengan harga yang bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per helai.

“Harga biasanya bermacam-macam, tergantung pada tingkat kesulitan dan waktunya, jika untuk tenun yang bagus dan halus itu harganya kisaran 4 juta dalam waktu dua sampai tiga bulan, sedangkan untuk harga yang murah itu mencapai 500 ribu dalam jangka waktu dua atau tiga minggu,” ujarnya.

Pengrajin tenun yang berada di Desa Sumber Harapan diperkirakan 70 sampai 80 persen ibu-ibu dari jumlah 719 KK yang ada.

Kendati demikian, pada awal masa pandemi covid-19, kesulitan sempat dirasakan oleh mereka, hingga akhir 2020 produk kain koperasi tersebut mengalami penurunan dalam penjualan kain tenun sehingga berdampak pada penumpukan barang yang disimpan.

“Awal covid-19 kami sangat menglami keterpurukan penjualan, banyak stok yang tersimpan bahkan bertambah, dikarenakan kami tidak bisa mengirim produk keluar, biasanya kami hanya mengirimkan kepada mobil yang keluar masuk Sambas Malaysia,” ungkapnya.

Di tahun 2022 Sentra IKM Tenun Sambas mengalami perubahan, stok barang yang bertumpuk tadinya telah terjual dan habis.

“Alhamdulillah tahun 2022 ini kami merasa lega dikarenakan produk yang lalu telah terjual semua, sehingga kami dapat memproduksi barang baru dari pesanan yang datang nantinya, meski keuntungan tidak terlalu besar,” tuturnya.

Namun Nurlela merasa khawatir dengan keberlangsungan Pengrajin Tenun Sambas, hal ini dikarenakan hanya kalangan ibu-ibu yang masih bertahan sedangkan untuk kaum pemuda sangat sedikit peminatnya.

“Saat ini sangat susah bagi kami untuk mengajak anak-anak muda untuk menekuni bidang tenun ini, padahal kami telah berusaha mengajak mereka, tentunya anak muda sebagai generasi penerus agar tenun Sambas ini tetap ada untuk kedepannya,” ungkapnya. (Run)

Tinggalkan Balasan