pojokkatanews.com – Mungkin tak ada yang menduga potensi desa yang terletak di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas ini, saat semua bicara jeruk, Desa Trigadu mampu produksi bola kaki berstandar dunia.
BumDesa Serba Usaha Desa Trigadu, mampu membuat bola kaki berstandar nasional dan internasional, para pembuatnya merupakan anak kampung putus sekolah.
“Inisiatif ini kita lihat dari kebutuhan dan peluang pasar, jika bicara tentang potensi yang tampak dimata, maka semua desa di Kabupaten Sambas serupa, sama sama punya jeruk, karet, lada, padi, sungai dan lain lain,”kata Kepala Desa Trigadu, Sugianto.
Apa yang dilihat oleh Sugianto adalah anak-anak muda di desa yang menganggur dan tidak bekerja, serta potensi nilai jual bola kaki yang merupakan olah raga paling digemari.
“Berdasarkan hal ini, kami aparat desa berinisiatif untuk mendatangkan ahli pembuat bola kaki dari Madiun, seorang ketua UMKM disana, selama 10 hari dia mengakari 10 pemuda di Desa Trigadu untuk membuat bola kaki,” tuturnya.
Alhasil, selama 10 hari dilatih oleh tenaga ahli, para pemuda pemudi tersebut cekatan membuat bola kaki, puluhan sudah diproduksi.
“Diluar dari yang kita buat pada saat pelatihan, mereka sudah membuat 30an buah bola kaki, ini semua sudah ada pembelinya, harganya per buah Rp 250 ribu,”ucapnya.
Bola kaki merek 3GD Sport ini, perlahan menjadi pilihan, beberapa turnamen amatir tingkat desa mulai menggunakan bola kaki kebanggaan masyarakat trigadu ini.
“Sudah dipakai pada beberapa kali turnamen antar desa, kecamatan, alhamdulillah respon mereka merasa puas dengan bola tersebut, karena standarnya sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan yakni berat bola 450gram, dan baru saja kemarim ada Kepala Desa yang memedan 20 buah bola 3GD Sport,” paparnya.
Pihaknya kata Kades juga sedang mengupayakan untuk mempatenkan Bola Kaki merek 3GD Sport tersebut, guna memperluas pasar dan penjualan.
“Saya juga sedang mengikuti pelatihan untuk mempatenkan hak merek 3GD ini, supaya nanti bisa dijual ke pasar yang lebih luas,”katanya.
Namun produksi bola kaki 3GD Sport ini bukan tanpa kendala, dijelaskan Kades pihaknya tetap masih mendatangkan bahan baku dari luar kalbar.
“Kendalanya kita tak ada mesin pembuatan bahan baku, jadi bahannya tersebut yaitu PU dan Vinyl kita kirim dari madiun, nantilah jika sudah bisa berkembang mungkin kita akan mengadakan mesin tersebut, saat ini pembuatannya manual menggunakan jahitan tangan,”pungkasnya.