You are currently viewing Angin Kencang dan Gelombang Tinggi, Nelayan Diminta Waspada

Angin Kencang dan Gelombang Tinggi, Nelayan Diminta Waspada

pojokkatanews.com – Angin kencang sempat menghebohkan masyarakat kecamatan tebas. Terpantau angin kencang dan gelombang tinggi di perairan sekitar penyebrangan Tebas Kuala – Perigi Piyai, Kabupaten Sambas.

Prakirawan cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Kalimantan Barat, Bayu Santoso menjelaskan jika dipantau dari citra satelit kondisi gelombang kuat yang sempat terjadi di penyebrangan Tebas – Perigi Piyai.

“Jika dilihat dari citra satelit, kondisi perawanan di sekitar wilayah Sambas khususnya wilayah penyebrangan Tebas – Perigi Piyai terdapat pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) mulai pukul 13.00 WIB. Dimana pertumbuhan awannya terus berlanjut hingga sekitar pukul 19.00 WIB mulai meluruh. Awan Cb adalah jenis awan konvektif yang memiliki 3 fase yaitu fase tumbuh, matang dan punah, pada fase tumbuh merupakan fase awal terbentuknya awan Cumulonimbus ini di mana massa udara bergerak ke atas,” katanya.

“Selanjutnya fase matang biasanya ditandai dengan bentuk awan yang menjulang tinggi seperti kol dan terlihat adanya landasan (bagian mendatar) di puncak awan, pada fase ini terdapat gerakan udara naik (updraft) dan udara turun (downdraft) di awan cb. Adapun fase terakhir atau fase punahnya awan Kumulonimbus. Pada saat ini sudah tidak ada lagi pasokan udara lagi dari bawah,” jelas Bayu Santoso.

Bayu Santoso mengatakan kemungkinan besar kejadian tersebut akibat angin kencang dari awal Cb.

“Kemungkinan besar itu adalah akibat dari angin kencang dari awan Cb akibat udara turun tadi (downdraft), karena sampai ke permukaan bumi dikenal dengan sebutan microburst. Ciri lainnya adalah arah angin hanya pada satu arah horizontal saja. Angin kencang dari awan Cb itulah yang menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di penyebrangan tebas – perigi kemarin,” katanya

Ia menyampaikan angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi kemarin diakibatkan oleh downdraft dari awan Cumulonimbus.

“Mungkin lebih lengkapnya terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi kemarin adalah akibat udara turun (downdraft) dari awan Cumulonimbus yang mencapai permukaan bumi yang dikenal dengan istilah microburst,” tutup Bayu Santoso.

Sementara Sub koordinator Pengembangan Teknologi Perikanan Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas Isnul Aprinda saat dimintai keterangan mengenai agngin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di perairan Sambas mengatakan gelombang tinggi bergantung kepada angin yang kencang.

“Terkait gelombang dan angin kencang yg kemaren terjadi di perairan Sambas yang mempunyai kapasitas menjawab adalah BMKG. Secara teori gelombang tergantung kepada kecepatan angin yang datang, karena perairan Sambas (penyebrangan tebas kuala-perigi piyai) lebar sungai nya dan tidak ada penghalang sehingga angin yang kencang menyebabkan panjang gelombang,” katanya

Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan juga selalu menyampaikan himbauan saat pembinaan dan pertemuan bersama kelompok nelayan dan masyarakat untuk selalu berhati-hati.

“Dari dinas hanya sekedar mengingatkan masyarakat pesisir khususnya nelayan yang akan resiko melaut (menangkap ikan) saat kondisi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem. Masalah cuaca ekstrem bukan saja saat melaut namun kondisi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sepadan pantai juga diingatkan akan gelombang tinggi dan pasang air laut serta upaya mencegah terjangan gelombang dan abrasi pantai melalui menjaga ekosistem hutan bakau dan upaya penanaman kembali,” Himbau Isnul. (nik)

Tinggalkan Balasan