pojokkatanews.com – Pos Monitoring Penyu Sungai Belacan Wahana Bahari Paloh yang terletak di Sungai Belacan, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Terletak di pesisir Pantai Paloh merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia mencapai kurang lebih 63 KM. Termasuk dalam kawasan konservasi daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 93 Tahun 2020 tentang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Paloh dan perairan sekitarnya di Kalimantan Barat.
Ketua Kelompok Masyarakat Wisata Bahari Paloh (Pokmas WBP) yang juga merupakan Tim Monitoring Penyu, Zulfian, S.Hut mengatakan di wilayah tersebut yang sering melakukan pendaratan di pantai ialah penyu hijau, penyu lekang dan penyu sisik. Ia juga mengabarkan bahwa dulu ada penyu belimbing naik ke pantai tapi dalam keadaan mati bukan untuk bertelur.
“Terdapat empat jenis penyu yang pernah mendarat di pesisir Pantai Paloh diantaranya penyu hijau (Chelonia Mydas), penyu sisik(Eretmochelys Imbricata), penyu lekang (Lepidochelys Olivacea) dan penyu belimbing (Dermochelys Coriacea). Tetapi saat ini yang langka ditemukan naik ke pantai itu penyu belimbing. Penyu sisik dan lekang tergantung musim pada saat gelombang tinggi antara bulan desember dan januari. ” kata Zulfian
Setiap harinya tempat Pos Monitoring Penyu tersebut ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari Kabupaten Sambas maupun dari luar Kabupaten Sambas. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, mahasiswa hingga orang dewasa.
Zulfian menyampaikan bagi wisatawan yang datang ke lokasi bisa membantu Pokmas WBP dengan cara membayar parkir dan melakukan pembayaran jika menggunakan camping ground yang telah disediakan. Hal menarik yang bisa pengunjung lakukan selain camping ground ialah wisata madu kelulut disekitar kawasan Pos Monitoring Penyu.
“Pengunjung bisa memberikan income kepada kelompok yang menjalankan wisata edukasi di sini dengan cara membayar parkir untuk motor senilai 5000 dan untuk mobil senilai 10.000 rupiah dan membayar sewa camping ground sejumlah 20.000 rupiah, agar nantinya kami bisa mengembangkan wisata lebih baik lagi. Hal menarik lainnya yang dikunjungi, pengunjung bisa mengisap madu kelulut dari sarangnya, camping ground untuk berkemah dan terdapat villa untuk penginapan,” ujar lelaki yang kerap di sapa Zul.
Di bulan mei hingga oktober yang merupakan bulan peneluran, wisatawan yang berkunjung meningkat untuk melihat penyu bertelur dan melepaskan tukik.
Zul menjelaskan bahwa daam satu hari dilaksanakan dua kali monitoring penyu. Hampir setiap harinya juga tukik dilepaskan pada pagi dan sore hari yang mencapai 100 hingga 200 anak penyu.
“Dalam satu hari dilaksanakan dua kali monitor (pagi dan siang) tergantung pasang surut. Pada saat peneluran setiap harinya tukik dilepaskan, dalam sehari bisa dilepaskan 100 sampai 200 tukik. Ada juga yang kami tunda selama 2 sampai 3 hari pelepasannya dengan alasan ditunda untuk edukasi kepada pengunjung,” jelas Zul.
Zul berharap tempat wisata tersebut semakin banyak dikenal masyarakat Kabupaten Sambas khususnya, karena jika berkunjung ke Pos Monitoring Penyu tersebut tidak hanya bisa melakukan camping tetapi juga bisa melakukan pelepasan anak penyu (tukik) dan ikut monitoring penyu bertelur pada malam hari di sepanjang pantai.
“Semoga semakin banyak masyarakat Kabupaten Sambas tahu bahwa di Pos Monitoring Penyu adalah salah satu tempat wisata edukasi yang sangat penting untuk masyarakat ketahui. Kedepannya tempat wisata edukasi ini lebih dikenal orang dan sangat bermanfaat bagi pengunjung yang datang ke Pos Monitoring Penyu Sungai Belacan,” pungkas Zulfian. (nik)