Pojokkatanews.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) Kabupaten Sambas, menggelar Rapat kerja dan Bimbingan Teknis.
Hadir pada kegiatan yang dilaksanakan di Muara Cafe Kecamatan Pemangkat tersebut diantaranya, Anggota DPR RI Komisi IV, Daniel Johan, Ketua Perhiptani Kalimantan Barat, Mahendra Perdana, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Sambas, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Kepala Dinas Perikanan Peternakan dan Kesehatan Hewan, Camat Pemangkat dan lain lain
Anggota DPR RI Komisi IV, Daniel Johan mengatakan, saat ini terdapat beberapa hal dan isu penting dunia pertanian yang menjadi perhatian.
“Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, yang pertama tentu kita akan mengawal dan memastikan pupuk bersubsidi untuk komoditas jeruk terus ada di Kabupaten Sambas,” ungkapnya, Jumat (10/6).
Penghapusan tanaman jeruk dari kelompok komoditas pertanian yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi kata dia akan membuat petani merugi.
“Jadi ini juga menyangkut harkat budaya dan kehidupan para petani, karena jeruk tidak hanya menjadi kebanggaan provinsi Kalimantan Barat, tetapi jeruk Sambas itu adalah kebanggaan untuk Indonesia bahkan sudah dari tahun 1980-an,” katanya.
Kemudian kata Daniel Johan persoalan tingginya harga pupuk non subsidi juga harus segera diatasi, hal ini akan sangat berpengaruh kepada persediaan pangan nasional.
“Kedepan tantangan akan semakin besar yang akan dihadapi oleh Indonesia, harga pupuk akan semakin meningkat dan akan terus naik, kemungkinan besar pupuk urea akan tembus rp15.000 per kilo atau lebih dari itu, sehingga NPK yang menjadi bagian utama akan terus meningkat harganya. Ini akan mempengaruhi harga pangan kedepannya disebabkan kenaikan pupuk tersebut,” ujarnya.
“Mengatasi hal ini kita harus segera membangun produksi pupuk mandiri di setiap daerah, ini harus segera diwujudkan sehingga kita tidak lagi tergantung kepada pupuk kimia yang sebagian besar bahan bakunya diimpor,” pungkasnya.
Ketua Perhiptani Kalbar, Mahendra Perdana pada kesempatan yang sama mengatakan, para penyuluh tidak boleh menyerah untuk membantu para petani.
“Jangan pernah lelah kita mendampingi petani ditengah permasalahan-permasalahan yang ada pada hari ini yang ada saat ini atau bahkan yang mungkin belum selesai, hari ini ada berbagai stakeholder di depan kita, jadi sampaikanlah segala keluhan yang ingin disampaikan,” pintanya.
Mahendra juga menyorot persoalan dihapusnya komoditas jeruk dari jenis tanaman yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi oleh Kementerian Pertanian.
“Hari ini sedang hangat isu pembatasan pupuk bersubsidi hanya 9 komoditas yang akan dibantu oleh pemerintah lewat pupuk bersubsidi. Saya sangat bangga dengan bapak Daniel Johan, karena dia satu-satunya anggota DPR RI yang mengatakan pupuk subsidi untuk jeruk itu wajib,” katanya. Saya harap kita semua para petani dan penyuluh mendukung gerakan menolak penghapusan kebijakan tersebut,” tegasnya.
Mahendra juga meminta dukungan kepada DPRD Kabupaten Sambas untuk bersama-sama menyuarakan hal tersebut.
“Kita siap turun karena bicara masalah jeruk bukan hanya bicara budidaya tapi ini adalah kebudayaan petani Kalimantan Barat Sambas, kemarin sempat ada pembahasan di dinas tentang masalah ini, dan telah disampaikan informasi oleh Kepala Dinas Pertanian Kalbar, bahwa sudah diajukan surat kepada kementerian untuk memprioritaskan komoditas lokal untuk tetap mendapatkan subsidi pupuk,” ucapnya.
Mahendra juga mengapresiasi upaya Pemda Sambas mengatasi persoalan tidak adanya pupuk bersubsidi beberapa waktu lalu.
“Kita selalu mengalami persoalan pupuk dari dulu sampai sekarang, pada saat sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi beberapa waktu lalu, Alhamdulillah Bupati Satono dan Kepala Dinas telah mampu mendorong pupuk tersebut akhirnya datang ke Sambas, namun kita berharap ini tidak hanya bertahan cuma sebulan dan ini harus sama-sama kita perjuangkan,” pungkasnya.
