Pojokkatanews.com- Kopi sejak dulu menjadi satu diantara minuman kegemaran masyarakat sambas, bahkan jauh sebelum ianya booming seperti sekarang ini.
Segelas kopi mengawali hari adalah rutinitas yang sulit untuk ditinggalkan, rasa pahitnya, seolah mengantar kita ke atas bukit inspirasi, yang melahirkan ide dan gagasan manis.
Kopi Pa’Usu Sani, adalah new comer atau pemain baru di Kota Sambas yang dijejali warung kopi tradisional.
Namun, rasa kopi disini menawarkan pahit yang menantang, menggerogoti relung mulut disetiap milimeternya.
“Bandingannya belum ada, rasa pahitnya dengan sedikit asam serta disajikan dalam keadaan panas membuat kita segar,”kata Iqbal, satu diantara pelanggan setianya.
Tua muda tampak berkumpul dengan segelas kopi didepan mereka, toko berukuran lebar empat meter dan panjang delapan meter ini selalu kesulitan mrnampung penggemarnya.
“Alhamdulillah, ramai juga yang sudi mencicipi kopi buatan saya, kita buka pagi sampai malam pukul 23.00 WIB,” ujar Paksu Sani sang peracik kopi.
Lelaki yang juga pehobi bulutangkis ini tampak tak lelah menuangkan kopi sembari mendatangi mereka dan mengobrol walau sejenak.
“Saya suka bercengkrama dengan para pelanggan, dengan perlakuan hangat pastinya mereka akan merasa nyaman,”jelas dia.
Warung kopi Pa’Usu Sani ini terletak di Jalan Tabrani Ahmad, tepatnya di persimpangan pasar besar kota Sambas.
Sairi yang juga pelanggan kopi Pa’Usu Sani mengatakan, setiap pagi dia mesti menyeruput kopi Paksu Sani, bagi dia ini sudah menjadi rutinitas sehari hari.
“Sebelum ketempat bekerja, saya menyempatkan diri untuk minum kopi disini, aroma kopinya khas kopi sambas, rasanya enak dan kental,”kata dia.
