pojokkatanews.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas menggelar Festival Literasi (Filtrasi) Kabupaten Sambas 2022 yang diselenggarakan di Aula Hotel Pantura Sambas, pada Selasa (13/9).
Dalam sambutannya, Bunda Literasi Kabupaten Sambas, Hj. Yunisa Satono, S.Pd., menyampaikan, guru penggerak ialah mereka yang menjadi agen perubahan dan pemimpin pendidikan di masa depan, sehingga agen perubahan tersebut harus giat belajar, mengajar dan berkarya demi terciptanya regenerasi kepada peserta didik.
“Bahwasanya guru penggerak ini merupakan agen perubahan dan pemimpin pendidikan di masa yang akan datang, sehingga diharapkan guru penggerak ini tidak berhenti untuk belajar, mengajar dan berkarya. Hal tersebut dapat tercapai lewat terciptanya yaitu guru mandiri yang melaksanakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau anak didik kita, sehingga bisa mendorong terciptanya generasi penerus yang memiliki kompetensi literasi serta pribadi yang baik,” katanya di hadapan 150 orang peserta yang terdiri dari guru TK, SD, SMP, dan SMA/SMK se-Kabupaten Sambas.
Ia mengungkapkan bahwa, dengan diadakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menjadikan guru sebagai agen promosi budaya toleransi dan kebhinekaan yang dapat meningkatkan literasi karya tulis ilmiah guru di setiap kalangan institusi pendidikan.
“Tujuan dari Festival Literasi ini adalah menjadikan guru sebagai agen promosi budaya toleran dan kebhinekaan, meningkatkan kemampuan literasi karya tulis ilmiah guru untuk mendorong terwujudnya profil belajar pancasila, serta meningkatkan pemahaman akan kebhinekaan dan menumbuhkan sikap bagaimana menghargai kebhinekaan dikalangan guru disetiap satuan pendidikan, serta menjadikan guru sebagai agen promosi budaya toleran dan kebhinekaan,” ucap Yunisa.
Istrri Bupati Sambas tersebut juga mengatakan, mendapatkan amanah sebagai guru penggerak dapat berkesempatan untuk mengubah paradigma siswa-siswi melakukan pembelajaran yang lebih kreatif, Inovatif, dan menyenangkan yang dapat membuat semangat dan minat belajar siswa-siswi meningkat.
“Menjadi seorang guru penggerak artinya kita mendapatkan amanah yang lebih luas dalam mengubah paradigma siswa melaksanakan pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk mendorong terciptanya pendidikan di Kabupaten Sambas yang lebih baik. Guru penggerak juga dapat terus aktif mengembangkan potensi diri dalam melakukan pembelajaran, kreatif, Inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa serta mendorong terciptanya profil belajar pelajar pancasila,” ujarnya.
Yunisa yang juga sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Sambas juga berharap peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat menebar ilmu di institusi pendidikan maupun komunitas-komunitas.
“Saya berharap peserta kegiatan ini dapat mengimbaskan ilmu dan manfaat yang telah didapat selama melaksanakan pelatihan. Meski ketentuan strategi pendidikan yang sedikit berubah namun tidak menjadikan suatu penghalang bagi para guru untuk berdiskusi dengan rekan sejawat, serta mengimbaskan ilmu dan manfaat dari pelatihan secara berkelanjutan kepada peserta didik maupun komunitas pendidikan lainnya,” harap Yunisa. (nik)