Pojokkatanews.com – Money Politic terus menjadi pembahasan yang menarik jelang pemilu 2024, masyarakat Kabupaten Sambas seakan terbiasa dengan hal tersebut.
Himbauan dan aturan yang telah disampaikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di setiap kegiatannya seperti tidak digubris oleh masyarakat.
Satu diantara warga Kecamatan Sambas mengakui bahwa politik uang sudah terbiasa bagi dirinya.
“Ya, hal itu sudah biasa di kalangan masyarakat, khususnya saya sendiri, bahkan saya juga pernah menerima uang dari salah satu peserta pemilu 2024,” ucap Herman. Selasa. (30/1/2024).
Kata dia, terkadang besaran uang yang diterimanya antara 150 ribu hingga 200 menjelang pemungutan suara.
“Kalau pemilu pada 2019 kemarin, besaran uang yang di terima antara 150 hingga 200 menjelang pemungutan suara,” terangnya.
“Untuk saat ini 2024 juga saya sudah ada arahan dari salah satu peserta pemilu untuk memilih salah satu paslon, baik pemilihan anggota DPRD Provinsi, Kabupaten, bahkan DPR RI,” Sambungnya.
Lanjut dirinya menyampaikan, berkenaan dengan hukum yang berlaku pada peraturan Bawaslu dirinya lebih baik diam dan tidak mau melaporkan.
“Memang ada hukum yang berlaku, namun hukumnya itu juga menjadi hal permasalahan, masa yang menerima juga terkena sanksi, kalaupun hukumnya berubah harusnya yang memberi saja terkena sanksi,” tuturnya.
“Jadi karena hukum yang ada di Bawaslu, lebih baik saya diam saja dan tak ingin melaporkan hal tersebut, daripada saya kena hukum lebih baik saya diam saja,” sambungnya.
Lebih jauh Herman menyampaikan, untuk lima jenis surat suara rata-rata memberikan uang untuk dipilih.
“Dari lima jenis suara rata-rata partai politik maupun peserta pemilu itu memberikan uang untuk di pilih, jadi jumlah uang yang saya terima itu kisaran 1 juta,” ungkapnya.
“Selama orang memberi, saya pribadi terima saja, yang memberikan juga tidak keberatan dan tidak ada orang yang tau,” tutupnya. (Run).
