Pojokkatanews.com – Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) semester XI IAIS Sambas memperkaya literasi tentang kebudayaan atau tradisi antar ajung di desa semata kecamatan tangaran. Senin (10/6/2024).
Warga Desa Semata, Yusardi menceritkan penjelasan mengenai budaya antar ajung bahwa tradisi tersebut sering dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
“Antar ajung biasanya dilaksanakan 1 tahun sekali dan dilaksanakan sebelum masa tanaman padi, tapi sekarang sudah menjadi festival budaya,” ucapnya.
Mahasiswi Prodi TBI IAIS Sambas, Nirwana mengatakan bahwa wawancara yang dilakukan dengan tema tradisi kebudayaan antar ajung untuk mendapatkan gambaran tradisi budaya tersebut.
“Dapat dijelaskan bahwa kebudayaan antar ajung merupakan salah satu tradisi kebudayaan yang harus dilestarikan kedepannya yang nantinya tradisi itu dapat diteruskan ke generasi-generasi baru,” katanya.
Dirinya menjelaskan bahwa masyarakat bisa mengetahu alasan kebudayaan antar ajung tidak lagi dilakukan karena berkaitan dengan hal gaib atau kegiatan syirik, namun dapat dilakukan dengan melestarikan melalui festival budaya tahunan.
“Paling tidak anak-anak bisa lebih paham mengenai budaya antar ajong, kenapa tidak dilanjutkan dan hanya dilestarikan dengan event tertentu,” jelas Nirwana.
Sementara Dosen TBI IAIS Sambas, Bayu, M.Pd, menuturkan bahya yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) semester XI IAIS Sambas merupakan Ujian Tengah Semester (UTS) yang tujuanya untuk memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pemahaman budaya khususnya yang ada di Kabupaten Sambas dan berharap agar mahasiswa dapat mengikutin perubahan zaman masa kini.
“Ini meningkatkan kemampuan mengenal perbedaan antar budaya dan kemampuan belajar hidup bersama ditengah perbedaan, mudah-mudahan mereka mampu berhubungan dengan orang yang memiliki latar budaya berbeda dan mampu berkomunikasi dengan baik,” tutupnya. (Yud)