Pojokkatanews.com – Demam lato-lato terus merebak kalangan anak-anak hingga dewasa, hampir di setiap sudut kota hingga sekolah bisa ditemukan anak-anak memainkan lato-lato.
Lato-lato merupakan permainan berbentuk dua bandulan yang disambung dengan seutas tali, bandulnya pun terbuat dari bahan plastik polimer, sehingga ketika dimainkan dengan baik akan menghasilkan suara dari Lato-Lato tersebut.
Sekilas, memainkan lato-lato memang terlihat mudah, namun banyak anak hingga orang dewasa yang gagal memainkan lato-lato karena tidak bisa melihat secara tepat gerakan dua bandulnya tersebut.
Kabupaten Sambas juga tidak luput dari permainan tradisional ini, banyak anak-anak yang terlihat memainkan permainan ini, dari kota hingga di pedesaan juga mudah dijumpai.
Mawan asal Kecamatan Sambas, Desa Dalam Kaum yang merupakan orang tua dari dua anak menyampaikan, semenjak permainan Lato-Lato tersebut viral, kedua anaknya tidak henti-hentinya memainkan permainan tersebut.
“Semenjak viral dan ramai memainkan permainan Lato-Lato ini, anak saya juga tidak luput dari permainan tradisional, hampir setiap hari kedua anak saya memainkan permainan Lato-Lato ini,” katanya. Kamis (13/1/2023).
Menurutnya, dengan hadirnya permainan Lato-Lato ini memiliki dampak positif dan negatif bagi anak-anak untuk keselamatannya.
“Kalau dampak positif maupun negatifnya pasti ada, hanya saja kalau menurut saya pribadi sebagai orang tua itu menilai bahwa, dengan hadirnya permainan tradisional ini mengurangi kecanduan anak-anak terhadap HP, karena saya melihat beberapa anak-anak itu bermain dengan teman sebayanya, artinya disaat itu kan dapat kita lihat interaksi sosial ada,” ucapnya.
“Disisi lain juga, jika melihat dampak negatifnya itu terhadap keselamatan saat bermain, karena bahan dari permainan itu cukup keras, sehingga apa yang terjadi di kota Pontianak yang matanya terkena pecahan Lato-Lato, itu semua kita selaku orang tua untuk mengatur anak-anak kita,” sambungnya.
Mawan menambahkan, beberapa masyarakat sudah bising dengan hadirnya permainan Lato-Lato tersebut, dikarenakan suara tersebut terdengar dimana-mana.
“Beberapa masyarakat saat ini sudah merasa bising ataupun tidak suka dengan suara Lato-Lato, karena dimanapun dan kapanpun suara tersebut didengar, namun bagi saya itu adalah hal yang wajar, karena pada dasarnya itu sebuah permainan dan juga yang memainkannya itu adalah anak-anak,” ujarnya.
“Hanya saja kita juga harus memberikan batasan-batasan bagi anak kita yang memainkannya, seperti saat anak kita pergi sekolah untuk dilarang membawanya, pada saat jam sholat dan pada malam hari untuk tidak memainkan lato-lato tersebut,” tambahnya.
Lanjut dia menyampaikan, permainan Lato-Lato tersebut juga melatih ketangkasan dan bagi anak-anak dan melatih otak anak untuk berpikir secara cepat.
“Dari permainan ini juga secara tidak langsung melatih ketangkasan dan keterampilan anak, melatih otak anak untuk berfikir cepat dan juga melatih motorik anak, bahkan juga melatih emosi serta kesabaran seorang anak,” tutupnya. (Run).